Daftar isi................................................................................................................................... i
BAB
I PENDAHULUAN...................................................................................................... 1
A. Latar
belakang.............................................................................................................. 1
B. Rumusan
masalah......................................................................................................... 2
BAB
11 PEMBAHASAN....................................................................................................... 3
A. Pengertian
manajemen keuangan................................................................................. 3
Tujuan
manajemen keuangan sekolah.......................................................................... 3
B. Prinsip-prinsip
Manjemen Keuangan ........................................................................... 3
C. Pengertian
supervisi pendidikan................................................................................... 4
D. Tujuan
supervisi pendidikan......................................................................................... 5
E. Fungsi
supervisi pendidikan......................................................................................... 6
F. Prinsip
dasar supervisi.................................................................................................. 7
G. Tipe
supervisi pendidikan............................................................................................. 9
H. Macam-macam
supervisi pendidikan........................................................................... 9
BAB
III PENUTUP................................................................................................................ 11
DAFTAR
PUSTAKA.............................................................................................................. 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam perkembangannya, pengawas satuan pendidikan
lebih diarahkan untuk memiliki serta memahami bahkan dituntut untuk dapat
mengamalkan apa yang tertuangdalam peraturan menteri tentang kepengawasan.
Tuntutan tersebut salah satunya tentang kompetensi dalam memahami metode dan
teknik dalam supervisi. Seorang supervisor adalah orang yang profesional
ketika menjalankan tugasnya, ia bertindak atas dasar kaidah-kaidah ilmiah
untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Guru adalah salah satu komponen sumber daya pendidikan
memerlukan pelayanan supervisi. Pentingnya bantuan supervisi pendidikan
terhadap guru berakar mendalam dalam kehidupan masyuarakat. Untuk
menjalankan supervisi diperlukan kelebihan yang dapat melihat dengan tajam terhadap
permasalahan dalam peningkatan mutu pendidikan, menggunakan kepekaan untuk
memahaminya dan tidak hanya sekedar menggunakan penglihatan mata biasa,
sebab yang diamatinya bukan masalah kongkrit yang tampak, melainkan memerlukan kepekaan mata batin.
Seorang supervisor membina peningkatan mutu akademik
yang berhubungandengan usaha-usaha
menciptakan kondisi belajar yang lebih baik berupa aspek akademis, bukan
masalah fisik material semata. Ketika supervisi dihadapkan pada kinerja
dan pengawasan mutu pendidikan oleh pengawas satuan pendidikan, tentu
memiliki misi yang berbeda dengan supervisi oleh kepala sekolah. Hal ini
bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada kepala sekolah dalam
mengembangkan mutu kelembagaan pendidikandan memfasilitasi kepala sekolah agar
dapat melakukan pengelolaan kelembagaan secaraefektif dan efisien.
Dalam makalah supervisi pendidikan ini akan dibahas
mengenai pengertian supervisi pendidikan, tujuan supervisi pendidikan, fungsi
supervisi pendidikan, prinsip dasar supervisi dan tipe-tipe supervisi
pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa
pengertian manajemen keuangan dan tujuan manajemen keuangan sekolah?
2.
Apakah
pengertian supervisi pendidikan?
3. Apa sajakah
tujuan supervisi pendidikan?
4. Bagaimanakah
fungsi supervisi pendidikan?
5. Apakah prinsip
dasar supervisi?
6. Apa sajakah tipe
supervisi pendidikan?
7. Apa saja
macam-macam supervisi pendidikan ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
manajemen keuangan
Manajemen
keuangan merupakan salah satu substansi manajemen sekolah yang akan turut
menentukan berjalannya kegiatan pendidikan di sekolah. Sebagaimana yang terjadi
di substansi manajemen pendidikan pada umumnya, kegiatan manajemen keuangan
dilakukan melalui proses perencanaan pengorganisasian pengarahan,
pengkoordinasian, pengawasan atau pengendalian.
Baberapa kegiatan manjemen keuangan yaitu memperoleh
dan menetapkan sumber-sumber pendanaa, pemanfaatan dana, pelaporan, pemeriksaan
dan pertanggung jawaban(Lipham, 1985; Keith, 1991)
Tujuan
manajemen keuangan sekolah
1. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan
keuangan sekolah
2. Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan
sekolah
3. Meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah
Untuk
mencapai tujuan tersebut maka dibutuhkankreativitas kepala sekolah dalam
menggali sumber-sumber dana, menempatkan bendaharawan yang menguasai dalam
pembukuan dan pertanggung jawaban keuangan serta memanfaatkannya secara benar
sesuai peraturan yang berlaku.
B. Prinsip-prinsip Manajeman Keuangan
1. Transparansi
Transparansi berarti adanya keterbukaan
dalam mengelola suatu kegiatan di lembaga pendidikan.
2. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kondisi seseorang
yang dinilai oleh orang lain karena kaualitas performasinya dalam menyelesaikan
tugas untuk mencapai tujuan.
3. Efektivitas
4. Efisiensi
C. Pengertian Supervisi Pendidikan
Secara etimologi, supervisi berasal dari
kata super dan visi,yang artinya melihat dan meninjau dari atas atau menilik
dan menilai dari atas,yang di lakukan oleh pihak atasan terhadap
aktivitas,kreatifitas,dan kinerja bawahan. Secara terminilogi,dalam Carter Good’s
Dictionary Education, dinyatakan bahwa supervisi adalah segala usaha pejabat
sekolah dalam memimpin guru-guru dan tenaga kependidikan lainnya untuk
memperbaiki pengajaran. Termasuk di dalamnya adalah menstimulasi adalah,
menyeleksi pertumbuhan dan perkembangan jabatan guru-guru, menyeleksi dan
merevisi tujuan-tujuan pendidikan,bahan pengajaran, dan metode-metode mengajar,
serta mengevaluasi pengajaran.
Menurut H.Muhtar dan iskandar, supervisi
adalah mengamati, mengawasi, atu membimbing, dan memberikan stimulus
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh orang lain dengan maksud mengadakan
perbaikan. Konsep supervisi didasarkan
pada keyakinan bahwa perbaikan merupakn suatua usaha koopratif dari semua orang
yang berpartisipasi dan supervisor sebagai pemimpin, yang bertindak sebagai
stimulator, pembimbing, dan konsultan bagi bawahannya dalam rangka perbaikan
tersebut.
Menurut Ary H. Gunawan (2002), supervisi
diadopsi dari bahsa inggris, yaitu supervision, yang berarti pengawasan atau
kepengawasan. Orng yang melaksanakan supervisi di sebut supervisor.
Menurut
Moh.Badrus Sholeh, secara semantik,supervisi pendidikan adalah pembinaan yang
berupa bimbingan atau tuntunan ke arah perbaiakan situasi pendidikan pada
umumnya dan peningkatan mutu mengajar dan belajar pada khususnya.
D. Tujuan Supervisi Pendidikan
Supervisi pendidikan mempunyai tujuan dan mamfaat yang
penting. Di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Membangkitkan dan mendorong semangat guru dan pegawai
administrasi sekolah lainnya untuk menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya.
2. Agar guru dan pegawai administrasi lainnya berusaha
melengkapi kekurangan-kekurangan mereka dalam penyelenggaraan pendidikan,
termasuk bermacam-macam media instruksional yang diperlukan bagi kelancaran
jalannya proses belajara dan mengajar yang baik.
3. Bersama-sama berusaha mengembangkan, mencari, dan
menggunkan metode baru demi kemajuan proses belajar dan mengajar yang baik.
4. Membina kerjasama yang harmonis antara guru, murid,
dan pegawai sekolah. Misalnya dengan mengadakan seminar, workshop, in-service,maupun
training.
Menurut Hasbullah (2009: 12), fungsi dan tujuan
supervisi pendidikan adalah sebagai berikut.
a. Sebagai
arah pendidikan. Dalam hal ini, tujuan akan menunjukkan arah dari suatu usaha,
sedangkan arah tadi menunjukkan jalan yang harus ditempuh dari situasi sekarang
kepada situasi berikutnya. Sebagai contoh, guru yang berkeinginan membentuk
anak didikanya menjadi manusia yang cerdas maka arah dari usahanya ialah
menciptakan situasi belajar yang dapat mengembangkan kecerdasan.
b. Tujuan
sebagai titik akhir. Dalam kaitan ini, apa yang diperhatikan adalah hal-hal
yang terletak pada jangkauan masa datang. Misalnya, jika seorang pendidik
bertujuan agar anak didiknya menjadi manusia yang berakhlak mulia, tentu
penekanannya di sini adalah deskripsi tentang pribadi akhlakul karimah yang
diinginkannya tersebut.
c. Tujuan
sebagai titik pangkal mencapai tujuan lain. Dalam hal ini, tujuan pendidikan
yang satu dengan yang lain merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan.
d. Memberi
nilai pada usaha yang dilakukan. Dalam konteks usaha-usaha yang dilakukan,
kadang-kadang didapati tujuannya yang lebih luhur dan lebih mulia dibanding yang
lainnya. Semua ini terlihat apabila berdasarkan nilai-nilai
E. Fungsi Supervisi Pendidikan
Menurut
Swearingen (Sahertian, 2008: 21) terdapat 8 fungsi supervisi sebagai berikut:
1. Mengkoordinasi
semua usaha sekolah
Usaha-usaha
sekolah meliputi:
a. Usaha
tiap guru
Guru ingin mengemukakan ide dan menguraikan materi
pelajaran menurut pandangannya ke arah peningkatan. Usaha-usaha yang bersifat
individu tersebut perlu dikoordinasi. Itulah fungsi supervisi.
b. Usaha-usaha sekolah
Sekolah
dalam menentukan kebijakan, merumuskan tujuan-tujuan atas setiap kegiatan
sekolah, termasuk program-program sepanjang tahun ajaran, perlu ada koordinasi
yang baik.
c. Usaha-usaha bagi pertumbuhan jabatan
Setiap
guru ingin bertumbuh dalam jabatannya. Oleh karena itu, guru selalu belajar
terus menerus, mengikuti seminar, workshop, dan lain-lain. Mereka berusaha
meningkatkan diri agar lebih baik. Untuk itu, perlu ada koordinasi yang
merupakan tugas dari supervisi.
2. Memperlengkapi kepemimpinan sekolah
Kepemimpinan
merupakan suatu ketrampilan yang harus dipelajari dan membutuhkan latihan yang
terus-menerus. Salah satu fungsi supervisi adalah melatih dan memperlengkapi
guru-guru agar mereka memiliki ketrampilan dalam kepemimpinan di sekolah.
3. Memperluas pengalaman guru
Supervisi
harus dapat memotivasi guru-guru untuk mau belajar dari pengalaman nyata
dilapangan. Melalui pengalaman baru ini mereka dapat belajar untuk memperkaya
pengetahuan mereka.
4. Menstimukasi usaha-usaha sekolah yang kreatif
Seorang
supervisi harus bisa memberikan stimulus agar guru-guru tidak hanya berdasarkan
instruksi atasan, tetapi mereka adalah pelaku aktif dalam proses belajar
mengajar.
5. Memberi
fasilitas dan penilaian yang terus menerus
Penilaian
yang diberikan harus bersifat menyeluruh dan kontinu. Mengadakan penilaian
secara teratur merupakan suatu fungsi utama dari supervisi pendidikan.
6. Menganalisis
situasi belajar mengajar
Tujuan
dari supervisi adalah untuk memperbaiki situasi belajar mengajar.
Penganalisisan memberi pengalaman baru dalam menyusun strategi dan usaha ke
arah perbaikan.
7. Memberikan
pengetahuan dan ketrampilan kepada setiap anggota staf supervisi berfungsi
untuk memberikan dorongan stimulasi dan membantu guru agar dapat mengembangkan
pengetahuan dalam ketrampilan mengajar.
8. Memberi
wawasan yang lebih luas dan terintegrasi dalam merumuskan tujuan-tujuan
pendidikan dan meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru.
F. Prinsip Dasar Supervisi
Menurut
Sahertian (2008: 20), supervisi memiliki prinsip-prinsip yang harus dilaksanakan sebagai berikut.
1. Prinsip
Ilmiah (scientific). Prinsip ini mengandung ciri-ciri sebagai berikut:
a. Kegiatan
supervisi dilaksanakan berdasarkan data objektif yang diperoleh dalam kenyataan
pelaksanaan proses belajar mengajar.
b. Untuk
memperoleh data perlu diterapkan alat perekam data.
c. Setiap
kegiatan supervisi dilaksanakan secara sistematis, berencana dan kontinu.
2. Prinsip
Demokratis
Demokratis mengandung makna menjunjung tinggi harga
diri dan martabat guru, bukan berdasarkan atas bawahan, melainkan berdasarkan
rasa kesejawatan.
3. Prinsip
Kerja sama
Mengembangkan usaha bersama, atau menurut istilah
supervisi sharing of idea, sharing of experience, memberi support mendorong,
dan menstimulasi guru sehingga mereka merasa tumbuh bersama.
4. Prinsip
konstruktif dan kreatif
Setiap guru akan merasa termotivasi dalam
mengembangkan potensi kreatifitas jika supervisi mampu menciptakan suasana
kerja yang menyenangkan, bukan melalui cara-cara yang menakutkan.
Selain
empat prinsip supervisi diatas, juga terdapat prinsip supervisi menurut Gunawan
(2002: 196).
1. Prinsip
fundamental/dasar
Setiap pemikiran, sikap, dan tindakan seorang
supervisor harus berdasar/berlandaskan pada sesuatu yang kukuh, kuat serta
dapat dipulangkan kepadannya.
2. Prinsip
praktis
Dalam pelaksanaan sehari-hari seorang supervisor
berpedoman pada prinsip positif dan prinsip negatif.
Prinsip
positif seorang supervisor, antara lain sebagai berikut.
a. Supervisi
harus konstruktif dan kreatif
b. Supervisi
harus harus dilakukan berdasarkan hubungan profesional, bukan berdasar hubungan
pribadi.
c. Supervisi
hendaknya progresif, tekun, sabar, tabah, dan tawakal.
d. Supervisi
hendaklah dapat mengembangkan potensi, bakat, dan kesanggupan untuk mencapai
kemajuan.
e. Supervisi
hendaklah senantiasa memperhatikan kesejahteraan dan hubungan baik yang
dinamik.
Sementara
prinsip negatif seorang supervisor, antara lain sebagai berikut
a. Supervisi
tidak boleh memaksakan kemauannya kepada orang-orang yang disupervisi.
b. Supervisi
tidak boleh dilakukan berdasarkan hubungan pribadi, keluarga, pertemanan, dan
sebagainya.
c. Supervisi hendaknya tidak menutup kemungkinan
terhadap perkembangan dan hasrat untuk maju bagi bawahannya dengan dalih
apapun. Supervisi tidak boleh terlalu cepat mengharapkan hasil dan mendesak
bawahan.
G. Tipe
Supervisi Pendidikan
1. Otokratis : supervisor penentu segala kebijakan
yang harus dijalankan
2. Demokratis : mementingkan musyawarah mufakat dan
bekerjasama atau gontong royong secara kekeluargaan.
3. Pseudo/Quasi demokratis (demokratis semu)
Dalam
praktiknya sering terdapat seorang supervisor yang berbuat seolah-olah
demokratis, seperti mengadakan rapat untuk memusyawarahkan sesuatu permasalahan
tetapi dalam rapat tersebut supervisor berusaha memaksakan
rencananya/keinginannya agar diikuti oleh bawahannya dengan cara/muslihat yang
halus dan licin.
4. manipulasi diplomatis : mengarahkan orang yang
disupervisi untuk melaksanakan apa yang dikehendaki supervisor dengan cara
muslihat
5. laissez-faire : memberikan kebebasan dan keleluasan
kepada orang yang disupervisi untuk melakukan apa yang dianggap mereka baik.
H. macam-
macam supervisi pendidikan
1. Supervisi
pembelajaran
Supervisi
pembelajaran adalah serangkaian kegiatan guna membantu guru dalam mengembangkan
kemampuan mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran.
2. Supervisi
akademik
Supervisi
akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru dalam mengembangkan
kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran
3. Supervisi
klinis
Menurut Ahmat sudrajat (2008) supervisi klinis adalah
supervisi yang di fokskan pada perbaikan pembelajaran melalui siklus yang
sistematis
4. Supervisi
manajerial
Supervisi manajerial ini sangat penting karena
manajemen merupakan mesin organisasi yang menggerakkan seluruh program sekolah,
mulai kepemimpinan, kurikulum, kesiswaan, sarana-prasaranan, anggaran, hubungan
masayarakat, dan sebagainya.
Berikut adalah beberapa metode supervisi manajerial
yang dapat di kembangkan oleh para pengawas sekolah.
1. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring adalah suatu kegiatan yang ditujukan untuk
mengetahui perkembangan pelaksanaan penyelenggaraan sekolah.
2. Refleksi dan focused Group Discussion
Sesuai dengan paradigma baru dalam manajemen sekolah,
yaitu pemebrdayaan dan partisipasi.
3. Metode Delphi
Metode Delphi dapat di gunakan oleh pengawas sekolah
dalam membantu pihak sekolah dalam merumuskan visi, misi, dan tujuannya.
4. Workshop
Workshop atau lokakarya merupakan salah satu metode
yang dapat ditempuh oleh pangawas sekolah dalam melakukan supervisi manajerial.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Supervisi ialah pembinaan yang diberikan kepada
seluruh staf sekolah agar mereka dapat meningkatkan kemampuan untuk
mengembangkan situasi belajar-mengajar yang lebih baik. Orang yang melakukan
supervisi disebut dengan supervisor. Supervisi dapat kita artikan sebagai pembinaan.
Sedangkan sasaran pembinaan tersebut bisa untuk kepala sekolah, guru, pegawai
tata usaha. Namun yang menjadi sasaran supervisi diartikan pula pembinaan guru.
Tujuan supervisi pendidikan ialah mengembangkan
situasi belajar mengajar yang lebih baik melalui pembinaan dan peningkatan
profesi mengajar. Fungsi dan tujuan supervisi pendidikan diantaranya adalah
Sebagai arah pendidikan,tujuan sebagai titik akhir, tujuan sebagai titik
pangkal mencapai tujuan lain. Dalam hal ini, tujuan pendidikan yang satu dengan
yang lain merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan.
Supervisi memiliki tujuan yang sangat penting untuk
dicapai, oleh karena itu supervisi tentunya memiliki manfaat yang sangat
penting. Diantara manfaat supervisi adalah Mengkoordinasi semua usaha
sekolah, Memperlengkapi kepemimpinan sekolah, Memperluas pengalaman guru,
Menstimukasi usaha-usaha sekolah yang kreatif, Memberi fasilitas dan penilaian
yang terus menerus dan masih banyak lagi manfaat atau fungsi supervisi
pendidikan tersebut. Selain memiliki tujuan dan fungsi, supervisi juga memiliki
prinsip dasar dalam proses pelaksanaannya. Kemudian supervisi juga memiliki
berbagi tipe, diantarannya adalah otokrasi, demokratis, demokratis semu,
manipulasi diplomasi bdan Laissez-faire.
DAFTAR
PUSTAKA
Asmani,
Jamal ma’ruf 2010. Tips menjadi guru inspiratif, kreatif, dan inuvatif.
Yogyakarta : DIVA Press.
Maryono. 2011. Dasar-Dasar
& Teknik Menjadi Supervisor Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Nawawi,
Hadari. 1993. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Haji Masagung
Rifai,
Moh. 1982. Supervisi Pendidikan. Bandung: Jemmars
Subari.
1994. Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Perbaikan Situasi Mengajar.
Jakarta: Bumi Aksara
Subroto,
Suryo. 1988. Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah.
Jakarta: Bina Aksara
Tiada ulasan:
Catat Ulasan